Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Nusron Wahid, mengingatkan umat
Islam di Indonesia tidak terpancing dengan konflik yang terjadi antara
Saudi Arabi dan Yaman. Terlebih lagi mendukung perang yang telah
menyengsarakan pihak-pihak yang bertikai.
"Umat Islam Indonesia adalah Islam yang cinta damai. GP Ansor tidak boleh, apalagi ditarik-tarik, untuk mendukung perang. Apalagi kekerasan itu sama-sama orang Islam," ujar Nusron dalam keterangan tertulis di Hari Ulang Tahun GP Ansor ke-81, Jumat (24/4/2015).
Menurut dia, apa yang terjadi dengan Arab Saudi di Yaman itu menjadi pertanda sekaligus peringatan, bahwa ketika umat Islam di Indonesia tidak berpegang pada nilai-nilai perdamaian maka akan dengan mudah ditarik dalam pusaran kepentingan politik atau kekuasaan.
Di kesempatan yang sama, Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga kerja Indonesia (BNP2TKI) ini juga meresmikan masjid dan perpustakaan yang diberi nama KH Abdurrahman Wahid di Gedung GP Ansor, Kramat Raya, Jakarta Pusat. Hadir dalam peresmian tersebut istri almarhum Abdurrahman Wahid, Shinta Nuriyah dan putrinya Yenny Wahid, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj, dan beberapa tokoh NU.
Adapun nama masjid dan perpustakaan itu terinspirasi dari sikap Abdurrahman Wahid atau Gusdur yang memperjuangkan kebhinekaan dan pluralisme di Indonesia. Sebelumnya, nama KH Abdurrahman Wahid juga digunakan untuk perpustakaan di New York, Amerika Serikat.
"Semoga ini tidak hanya menjadi obor, tetapi juga energi untuk kemajuan ilmu pengetahuan," kata Shinta Nuriyah.
"Umat Islam Indonesia adalah Islam yang cinta damai. GP Ansor tidak boleh, apalagi ditarik-tarik, untuk mendukung perang. Apalagi kekerasan itu sama-sama orang Islam," ujar Nusron dalam keterangan tertulis di Hari Ulang Tahun GP Ansor ke-81, Jumat (24/4/2015).
Menurut dia, apa yang terjadi dengan Arab Saudi di Yaman itu menjadi pertanda sekaligus peringatan, bahwa ketika umat Islam di Indonesia tidak berpegang pada nilai-nilai perdamaian maka akan dengan mudah ditarik dalam pusaran kepentingan politik atau kekuasaan.
Di kesempatan yang sama, Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga kerja Indonesia (BNP2TKI) ini juga meresmikan masjid dan perpustakaan yang diberi nama KH Abdurrahman Wahid di Gedung GP Ansor, Kramat Raya, Jakarta Pusat. Hadir dalam peresmian tersebut istri almarhum Abdurrahman Wahid, Shinta Nuriyah dan putrinya Yenny Wahid, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj, dan beberapa tokoh NU.
Adapun nama masjid dan perpustakaan itu terinspirasi dari sikap Abdurrahman Wahid atau Gusdur yang memperjuangkan kebhinekaan dan pluralisme di Indonesia. Sebelumnya, nama KH Abdurrahman Wahid juga digunakan untuk perpustakaan di New York, Amerika Serikat.
"Semoga ini tidak hanya menjadi obor, tetapi juga energi untuk kemajuan ilmu pengetahuan," kata Shinta Nuriyah.
Sumber: http://news.detik.com
0 Comments