Purworejo, ansorpurworejo.org
Di
era kemajuan yang berkembang semakin pesat, seringkali membuat manusia
lupa dengan kodratnya sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan
orang lain. Lalu apa solusinya? Salah satunya ialah tahlil.
"Tanpa
silaturahmi atau interaksi sosial, sifat individualisme semakin merasuk
dalam diri seseorang sehingga rasa kebersamaan, kepedulian dan
toleransi semakin memprihatinkan. Tidak hanya masyarakat kota, melainkan
sudah menular ke masyarakat desa," ujar Imam jamaah Burhanul Qodiri,
Kiai Asykuri, di Purworejo, Rabu (9/11).
Kiai
Asykuri selaku imam rutinan tahlil, yasinan serta mujahadah yang berada
di Dusun Buntit, RT/RW 02/09 Desa Gintungan Kecamatan Gebang, itu
mengajak jamaah mengantisipasi hal tersebut dengan tetap melakukan
rutinannya setiap malam Rabu. Yaitu Kegiatan yang bertujuan beribadah
serta meningkatkan tali persaudaraan di antara sesama.
"Semisal
tidak ada kegiatan semacam ini orang jarang sekali bersilaturahmi,
semua sibuk dengan urusan pribadinya sendiri. Disini kita kumpul bareng
beribadah dzikir kepada Allah," tuturnya.
Selalu
berdzikir (ingat) kepada Allah SWT adalah kunci ketenangan jiwa,
beribadah dengan sungguh maka Allah akan mengampuni dosa dosa kita dan
mengabulkan do'a kita.
Warga setempat, Mukhtar
membenarkan pernyataan Kiai Asykuri, ia mengaku jarang bertandang ke
rumah tetangga jika tidak ada acara besar. "Berkat kegiatan rutinan ini,
saya bisa bersilaturahmi dan bisa kumpul bareng dengan warga," kata
Mukhtar. (Abdul Rozak)
0 Comments