Secara istilah Maulid nabi Muhammad SAW merupakan perayaan kelahiran baginda Nabi SAW, dengan tujuan mengingat sirah beliau untuk menanamkan kecintaan kepadanya, serta mempraktikkan seluruh ajarannya.
Ada
sejarah tersendiri dari perayaan Maulid Nabi SAW. Menurut beberapa
pendapat orang yang pertama kali mengadakan perayaan maulid Nabi
SAWadalah Syaikh bin Muhammad Umar al-Mulla (Abad 6 H) dan kemudian
diikuti oleh Raja Irbil (Malik Mudzaffar Abu Sa’id al-Kukkburi bin
Buktikin).
Namun pada hakikatnya perayaan maulid, sudah dilakukan oleh Nabi SAW sebagai shahib maulid itu
sendiri. Beliau merayakan kelahirannya dengan berpuasa pada tiap hari
senin, tidak dalam bentuk seremoni perayaan maulid Nabi SAW seperti yang
dilakukan oleh raja Irbil dan kemudian terlaksan hingga saat ini.
Dibalik
dari perayaan maulid Nabi SAW ini sendiri tidaka hanya sekedar perayaan
seperti biasanya, namun ada beberapa keutamaan dan faedah dari perayaan
maulid Nabi Muhammad SAW. Sebelum itu, didalam perayaan maulid Nabi SAW
ada beberapa unsur yang terkandung didalamnya diantaranya kebaikan,
atau bahkan unsur syara’ seperti membaca al-Qur’an, shalawat, sedekah,
nasihat, silaturrahmi, dan mengingat sejarah Rasulullah SAW dan
mensyukuri lahirnya beliau. (Hal: 56)
Adapun
keutamaan dan faedah dari perayaan maulid Nabi Muhammad SAW,
sebagaimanaberikut: (1) Pembacaan sirah Nabawiyah (2) Pembacaan shalawat
Nabi SAW
(3) Kebaikan sosial (4) Pembacaan
al-Qur’an dan lain-lain (5) Memperoleh hikmah dari kisah-kisah orang
yang mmengagungkan Maulid Nabi SAWdan (6) Menghadirkan ruh Nabi SAW.
Sedangkan hikmah merayakan Maulid Nabi SAW pada hari Senin adalah:
Pertama,
sebagaimana tertera dalam hadis bahwa Allah SWT menciptakan pepeohonan
pada hari Senin, dan hal itu merupakan peringatan besar bahwa penciptaan
rezeki-rezeki, makanan-makanan pokok, serta kebutuhan primer yang
lainnya.
Kedua, lafadz “rabi” dari pecahan kata rabi’ul awwal merupakan isyarat kebaikan serta tafa’ul (berharapan baik).
Ketiga,
bulan Rabi’ adalah paling seimbangnya cuaca bulan diantara beberapa
bulan, sedangkan syari’at Nabi SAW adalah paling seimbangnya syari’at
diantara beberapa syari’at.
Keempat, Allah SWT menghendaki untuk memuliakan bulan ini dengan kelahiran Nbi SAW.
Mayoritas
ummat Islam dipenjuru dunia ini merayakan maulid Nabi Muhammad SAW.
Bahkan menjadi rutinitas tahunan yang ditepatkan pada bulan Rabi’ul
Awwal namun ada sebagian kelompok Salafi Wahabi yang menolak keras
terhadap perayaan Maulid Nabi SAW ini dengan dalih bahwa perayaan
semacam ini tidak pernah dilakukan dan dipraktekkan oleh Nabi SAW
sendiri bahkan para sahabat, tabi’in, dan semua orang yang hidup akhir
era generasi salaf.
Seremonial perayaan Maulid
Nabi SAW memang tidak pernah dilakukan oleh Nabi SAW dan sahabatnya.
Akan tetapi nilai-nilai serta komponen-komponen yang terkandung didalam
perayaan Maulid Nabi SAW ini merupakan anjuran syara’. Perayaan hanyalah
sebuah seremonial yang membungkus dan mewadahi serangkaian
ibadah-ibadah yang terlaksana didalamnya. (Hal 98)
Melihat
dari buku ini ada beberapa poin yang membuat buku ini memang layak
untuk dibaca oleh semua kalangan mulai dosen, ustadz, santri, dan para stakeholder
yang lain yang ingin tahu tentang dalil-dalil maulid Nabi. Kelebihan
lain buku ini adalah bahwa pemaparan dari semua isi serta pokok
pemikiran yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembacaa sangat
jelas alias tidak berbelit-belit sehingga mudah difahami oleh
pembacanya dan serasa enak dan mengalir.
Namun,
disamping itu, ada beberapa poin kekurangan dari buku ini, yaitu:
banyaknya penulisan ayat al-Qur’an serta hadis yang ditulis tanpa
harakat atau tanda baca, sehingga membuat sebagian pembaca tidak
mengerti apa yang di maksud dari penjelasannya. Serta ada beberpa tata
bahasa dan penulisan yang kurang tepat. Serta desain sampul yang kurang
sempurna. Wallahu’alam.
Judul : Argumentasi Peringatan Maulid Nabi Bantahan Terhadap Salafi-Wahabi
Penulis : M. Baits Kholili dan M. Faiz Nasir
Penerbit : Surabaya, Pustaka Radja
Cetakan : Agustus 2016
Tebal : xii + 114 halaman
Peresensi : Yunidan Halimah, Mahasantri Pesantren Darul Hikam Mangli Kaliwates Jember dan Mahasiswa IAIN Jember.
0 Comments