Dalam kitab suci Al-Qur'an, istilah pelecehan agama memang tidak
ada. Namun dalam konteks yang sama, ada istilah-istilah tertentu yang
bisa dipahami sebagai padanan dari pelecehan. Adapun bahaya tindakan
melecehkan itu bukan cuma mengancam mereka yang melecehkan, namun juga
merugikan objek, pihak, atau orang yang dilecehkan.
Dalam
buku ini, Imanuddin dan Zaenal mengidentifikasi adanya tiga kata atau
istilah dalam Al-Qur'an yang bisa dipadankan dengan kata pelecehan. Tiga
kata itu bukan cuma berkaitan dengan ajaran agama Islam secara
langsung. Namun juga kisah-kisah dari berbagai zaman yang mengeksplorasi
tindakan pelecehan berikut bahaya dan bencana yang mengiringinya.
Ketiga kata itu meliputi Huzuw, La'ib, dan Sakhira (hlm.71). Kata Huzuw
bisa dipadankan dengan kata mengolok-olok. Namun bisa juga diartikan
sebagai gurauan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan dengan
tujuan melecehkan.
Kata La'ib bisa
diartikan dengan kata bermain atau bermain-main. Namun dalam konteks
pelecehan, kata ini bisa diartikan segala aktifitas yang dilakukan bukan
pada tempatnya atau untuk tujuan yang tidak benar. Sementara Sakhira adalah
mengejek (hlm.78-86). Yaitu, menjadikan suatu agama berikut ajaran dan
pemeluknya sebagai bahan ejekan yang berorientasi merendahkan atau
meremehkan.
Bentuk-bentuk pelecehan agama
memang banyak ragamnya. Ada pelecehan yang dinyatakan secara verbal, ada
pula yang non-verbal. Pelecehan yang berbentuk verbal, cenderung mudah
diketahui oleh pihak yang menjadi korban pelecehan secara langsung.
Namun tidak demikian pada pelecehan berbentuk non-verbal. Terkadang,
malah pihak atau orang ketigalah yang justru mengetahui lebih dahulu
adanya tindak pelecehan agama.
Buku ini bukan
hanya menyajikan bahasan seputar pelecehan agama secara langsung. Namun
juga membahas pelecehan agama yang bermula dari pelecehan terhadap
ajaran, pemeluk, dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan suatu agama.
Karena buku ini berangkat dari wawasan Al-Qur'an, maka secara tidak
langsung, buku ini menitik-tekankan bahasan pada larangan keras bagi
umat Islam yang ingin melecehkan agama Islam maupun agama lain.
Sebagai
bangsa Indonesia yang di dalamnya terdapat berbagai pemeluk agama dan
keyakinan, sudah semestinya bagi kita untuk tetap saling menghormati dan
tenggang-rasa. Khususnya seputar keberagamaan dan keberagaman. Sebab
dengan menahan diri dan minat dari melecehkan agama lain, kedamaian akan
mudah terbentuk dan terjaga dengan sendirinya. Selanjutnya, kita bisa
beribadah dengan tenang dan nyaman sesuai agama dan keyakinan
masing-masing.
Info Buku
Judul : Jangan Nodai Agama: Wawasan Al-Qur'an tentang Pelecehan Agama
Penulis : Imanuddin bin Syamsuri, Lc. MA dan M. Zaenal Arifin, MA
Penerbit : Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Cetakan : I (pertama), 2015
Tebal : xviii+190 halaman
ISBN : 978-602-229-457-3
Peresensi
Muhammad Ghannoe
Aktif di komunitas Nandha, Bantul.
0 Comments