Pimpinan Pusat (PP) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) bekerja sama
dengan Kementerian Desan dan Transmigrasi Republik Indonesia (RI)
menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Mental
Spiritual bagi Daiyah di Daerah Transmigrasi di Balai Besar Pengembangan
Latihan Masyarakat (BBPLM) Jakarta Timur, Selasa (17/10) lalu.
Kegiatan
ini dilaksanakn selama empat hari (16-20/10) dan diikuti 30 peserta
terdiri atas Daiyah Fatayat NU se-Sumatera dan Indonesia Timur,
Organisasi Masyarakat (Ormas), dan undangan.
Pengembangan
dakwah Islam rahmatan lil alamin saat ini menjadi hal yang sangat urgen
untuk dikembangakan terlebih bagi anak-anak dan perempuan. Perempuan
sebagai tulang punggung pertama dalam kelompok terkecil dalam
amsyarakat, yaitukeluarga diharapkan menjadi agent of change
bagi-minimal-keluarganya.
Ajaran islam rahmatan
lil alamin juga menjadi counter dari radikalisme mengingat perkembangan
radikalisme sudah menyebar ke semua kalangan masyarakat, termasuk
perempuan dan kalangan anak muda.
Oleh karena
itu, perempuan sebagai pendakwah (daiyah) juga memiliki peran penting,
bukan hanya sebagai pihak yang emlakukan transfer of knowledge pada
masyarakat, namun telah meluas menjadi agent of change bagi pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak. Demikian juga dalam persoalan
radikalisme, daiyah memiliki peran yang sangat strategis untuk melakukan
gerakan deradikalisasi.
Atas dasar itu uraian
di atas, Fatayat NU merasa perlu berpartisipasi dalam deradikalisasi
melalui peran perempuan, dengan meningkatkan peningkatan kualitas daiyah
dan menguatkan materi dakwahnya.
Ketua Umum PP
Fatayat NU Anggia Ermarini dalam sambutannya mengatakan, daiyah sebagai
orang yang dipercaya masyarakat di daerah transmigrasi, oleh karenanya
peningkatan kapasitas daiyah perlu dikuatkan, tidak hanya peningkatan
kapasitas secara ekonomi tapi juga secara rohani.
Menurutnya,
Fatayat NU sangat concern para dai atau masyarakat di transmigrasi.
Apalagi hari ini, Indonesia adalah negara di asia yang sangat cair
sekali didatangi ideology-ideologi yang membawa masyarakatnya untuk
tidak mencintai lagi negaranya.
“Karena
transimgrasi secara geografi jauh dari pusat kota, jauh dari komunitas
secara umumm, ini lebih mudah untuk didatangi lebih mudah untuk
dipengaruhi oleh ideology-ideologi ini, sehingga ini menjadi konsentrasi
Fatayat NU yang sangat sinergi dengan programnya direktorat jenderal
pengembangan kawasan transmigrasi,” terang Anggi.
Hadir
pada kegiatan ini, Sekretaris Umum PP Fatayat NU Margaret Aliyatul
Maimunah, Ketua Bidang Dakwah PP Fatayat NU Hj Anisa Rahmawati, dan
Dirjen Pembangunan Kawasan Transmigrasi (PKTrans) HM. Nurdin. (Husni Sahal/Fathoni-NU Online)
0 Comments